Nama OPD
: Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah
Nomor Telepon
: (0752) 83147 - 83148
Email
: bappeda@padangpanjang.go.id
Gambaran Singkat
Sapilin merupakan istilah populer di Minangkabau, Sumatera Barat. Ada ungkapan "tali tigo sapilin" yang dimaknai sebagai sinergi dan kolaborasi dari para pemangku kepentingan dalam masyarakat untuk memajukan nagari. Seumpama tali yang kokoh karena berpilin, inovasi Sapilin mendorong penyelenggara pemerintahan, dalam hal ini OPD, untuk menjadikan inovasi sebagai tradisi kerja dalam mencapai tujuan otonomi daerah.
Inovasi merupakan salah satu parameter dari daya saing daerah dalam mewujudkan kesejahteraan yang tinggi, berkelanjutan dan tangguh dalam persaingan domestik maupun global. Pemerintah Kota Padang Panjang melalui misi III RPJMD periode 2018-2023, menyatakan bahwa salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan Padang Panjang yang berjaya adalah meningkatkan tata kelola pemerintahan yang responsif, inovatif dan partisipatif. Manifestasi dari pemerintah yang inovatif tersebut adalah meningkatnya kinerja pemerintah daerah dan perbaikan produktivitas perekonomian daerah. Oleh sebab itu diperlukan kemauan dan kemampuan dari seluruh personil perangkat daerah untuk berinovasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 002.6-415 Tahun 2019 tanggal 20November 2019 tentang Penyusunan Hasil pengukuran Indeks Inovasi Daerah pada PusatPengembangan dan Inovasi Daerah BPP Kemendagri, Kota Padang Panjang berada pada urutanke-24 kabupaten/kota sangat inovatif secara nasional dengan nilai indeks inovasi sebesar 13.050. Nilai tersebut juga menempatkan Kota Padang Panjang sebagai 3 besar Kabupaten dan KotaSangat Inovatif di Sumatera Barat setelah Kabupaten Agam dan Kabupaten Padang Pariaman.Selanjutnya, jumlah inovasi yang dihasilkan oleh Kota Padang Panjang pada tahun 2019 adalahsebanyak 93 inovasi.
Setiap inovasi yang dihasilkan oleh OPD tersebut terdiri dari Inovasi Pelayanan Publik sebanyak 53 inovasi (56,99%), Inovasi Tata Kelola Pemerintah sebanyak 25 inovasi (26,88%), dan Inovasi Lainnya sebanyak 15 inovasi (16,13%). Meskipun demikian, secara parsial indeks inovasi tersebut belum sepenuhnya berkualitas. Hal itu ditandai dengan masih banyaknya nilai indeks inovasi yang rendah, bahkan juga nol. Penyebab umumnya adalah: (i) belum mendalamnya pemahaman OPD terkait pentingnya berinovasi; (ii) belum terencananya pelaksanaan inovasi OPD dengan baik; dan, (iii) inovasi yang dihasilkan belum didokumentasikan secara benar. Berkenaan dengan itu, dikembangkan mekanisme inovatif dalam penguatan inovasi OPD secara terstruktur dan sistematis sesuai dengan tugas dan fungsi dari masing-masing OPD.
Sebagai upaya untuk memperkuat kemauan dan kemampuan untuk berinovasi tersebut, perlu pengembangan pengetahuan inovasi. Salah satu metode yang sistematis adalah melalui pendampingan, asistensi, dan fasilitasi inovasi bekerja sama dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) melalui program Laboratorium Inovasi dengan menggunakan tahapan 5D plus, yaitu drum-up, diagnose, design, deliver, dan display, serta disempurnakan dengan dokumentasi yang lengkap. Melalui metode ini diharapkan muncul terobosan dan kreativitas secara kolektif dalam kerangka inovasi daerah.